Rabu, 18 Juni 2014

ARRAY MICROPHONE



ARRAY MICROPHONE

Kamu setiap saat pasti mendengarkan suara, kecuali jika kamu tuli. Entah itu suara musik, suara burung berkicau, suara kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan suara air yang menetes. Kadang kala kita dapat menikmati suara-suara yang indah seperti suara musik, suara kicau burung, suara deburan ombak, gemericik air terjun, dan suara-suara indah lain. Atau sering pula kamu kesal karena suara knalpot bocor kendaraan yang melintasimu, suara orang bertengkar atau suara keras dari seseorang yang memanggil kamu.

Intinya adalah bahwa suara itu melimpah, baik yang diproduksi oleh alam mau pun suara yang sengaja dibangkitkan. Dari dahulu kala orang menyenangi suara-suara yang menyenangkan dan menenangkan jiwa, misalnya suara musik dan nyanyian. Bahkan banyak orang setuju dengan istilah bahwa "lagu adalah bahasa universal."

Teknik untuk menyimpan suara pun telah berkembang sangat pesat. Jika dahulu suara masih disimpan secara analog, maka kini suara telah disimpan dalam bentuk digital sehingga kita dapat menyimpan banyak sekali suara dalam suatu piranti yang mungil.
Tetapi selain dinikmati, suara juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Seperti kita tahu, suara juga salah satu bentuk energi yang dapat dikonversikan menjadi arus listrik. Tidak percaya?




Seperti kita tahu, sebenarnya microphone (mic) itu adalah alat yang menangkap gelombang suara menjadi arus listrik. Jadi kalau ada suara yang tertangkap microphone maka suara akan dikonversi menjadi arus listrik untuk kemudian diolah lebih lanjut. Sayangnya memang arus listrik yang dihasilkan sangat kecil dan perlu dikuatkan dengan amplifier supaya menghasilkan arus yang lebih besar.



Pembangkit Listrik Tenaga Suara
Dari ide pemanfaatan suara sebagai pembangkit listrik, kita perlu memikirkan suatu teknologi yang dapat memanfaatkan suara ini menjadi pembangkit listrik yang efisien. Bagaimana caranya?




1) Array Sensor. Kita dapat menggabungkan banyak sensor penangkap suara dalam bentuk array yang membentuk suatu modul penangkap suara. Sensor penangkap suara ini bisa saja sebuah microphone. Jika satu mic dapat membangkitkan maksimal 100 mW dan jika diinginkan modul dapat menghasilkan tegangan puncak 10 W, maka kita memerlukan kurang lebih 100 mic. Dan kita dapat mendesainnya dalam bentuk suatu array mic. Tenang saja, bentuk mic itu bukan panjang dengan bulatan di ujungnya seperti mic yang kamu pakai waktu karaoke itu. Sebenarnya bentuk mic itu kecil kok. Bahkan mic dengan bahan piezo-electric bentuknya gepeng-kecil seperti lempengan. Jadi kalau kita membuat array mic, bukan berarti kita mengumpulkan 100 mic besar untuk karaoke itu. Mungkin saja array 100 mic ini hanya sebesar dan setipis tissue toilet kamu.

2) Mic dengan Kepekaan Tinggi. Kita perlu memakai mic dengan kepekaan tinggi sehingga suara yang kecil pun dapat ditangkap dengan baik dan dapat menghasilkan arus listrik yang memadai.

3) Alat untuk Mengkonsentrasikan Suara. Sifat suara itu menyebar ketika dihantarkan dari sumber suaranya. Nah, dengan suatu corong kita dapat mengkonsentrasikan suara-suara dari sekitar mengarah ke microphone kita. Kayak yang dipakai intelijen ketika menguping pembicaraan orang lain dari jarak jauh itu lho.

4) Alat Penyimpan Listrik. Listrik yang telah dibangkitkan disimpan dalam baterai sehingga listrik dapat digunakan ketika dibutuhkan.


5) Penempatan Sensor. Gampang deh. Tempatkan saja sensor suara di pinggir jalan raya atau mungkin di dalam sebuah mall. Dijamin suara yang ditangkap melimpah. Atau taruh saja di dekat mesin-mesin pabrik atau mesin mobil/motor kamu. Asyik lagi kalau dekat air terjun, selain dapat menikmati indahnya alam, deburan air terjun dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik.

6) Bangkitkan suara. Jika tidak tersedia sumber suara, karena misalnya kamu tinggal di pedalaman atau di daerah yang amat-sangat terpencil, buat saja suara sendiri kemudian ditangkap sensor suara kamu. Caranya gampang kok. Buat aja baling-baling yang dapat berputar karena angin atau oleh arus air sungai. Baling-baling ini dikopel dengan batang kayu yang berputar dan memukul gendang atau ember atau benda sejenis yang jika dipukul dapat menghasilkan suara berisik. Tapi… kalau toh baling-baling ini diputar oleh angin atau arus air, apakah tidak lebih baik jika listrik langsung dibangkitkan oleh angin dan listrik yak? Malah nggak pakai bising. Hihihi… namanya juga ide. Siapa tahu sensor suara kelak lebih murah dari pada generator tenaga angin atau air.

Aplikasinya

Untuk apa saja aplikasinya?

1) Jelas sebagai pembangkit listrik. Jika teknologi yang dipakai memungkinkan, bisa saja digunakan untuk menghidupi listrik rumah kamu.

2) Catu daya independen bagi piranti elektronik. Pernah melihat kalkulator tenaga surya? Pernah melihat jam tangan yang dicatu dari gerakan? Mungkin kamu malah telah memilikinya. Nah, akan lebih asyik jika handphone kamu dicatu dari suara, jadi tidak memerlukan charger untuk mengisi baterainya. Untuk men-charge baterai, Anda cukup mendekatkan handphone kamu ke sumber suara. Atau ketika kamu ngerumpi lewat handphone kamu, secara tidak sengaja kamu telah mengisi baterainya. Jadi banyakin ngerumpi dan habisin pulsamu. Hihihi…


Kekurangannya

Jelas ada kurangannya, yaitu:

1) Berarti harus dekat dengan sumber suara alias sumber kebisingan. Misalnya kamu memiliki modul pembangkit suara yang digunakan untuk menghidupi listrik rumah kamu, maka idealnya tentu rumah kamu harus dekat dengan sumber suara (kebisingan) supaya dapat dibangkitkan listrik.




Keuntungannya

Jelas ada untungnya, yaitu:

1) Jika memang dekat dengan sumber suara/kebisingan, kamu dapat memanfaatkannya menjadi sumber listrik. Misalnya rumah kamu di pinggir jalan. Wah, dari sebel karena bising menjadi berkah karena bisa menjadi sumber listrik. 

2) Kalau ada temen bertengkar atau teriak-teriak, deketin aja dan sorongkan sensor suara kamu. Jadi deh energi temen menjadi listrik buat kamu.

3) Yang jelas menghemat listrik dari PLN dong! Inget, bahwa TDL tidak naik untuk tahun ini, tapi tidak ada jaminan tahun depan tidak naik. 







Microphone

Mikrofon (bahasa Inggris: michrophone) adalah suatu jenis tranduser yangmengubah energi-energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik.Mikrofon merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia. Mikrofondipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, danpengudaraan radio serta televisi.

Istilah mikrofon berasal dari bahasa Yunani mikros yang berarti kecil danfon yang berarti suara atau bunyi. Istilah ini awalnya mengacu kepada alatbantu dengar untuk suara berintensitas rendah. Penemuan mikrofon sangat pentingpada masa awal perkembangan telepon. Pada awal penemuannya, mikrofon digunakanpada telepon, kemudian seiring berkembangnya waktu, mikrofon digunakan dalampemancar radio hingga ke berbagai penggunaan lainnya. Penemuan mikrofon praktissangat penting pada masa awal perkembangan telepon. Beberapa penemu telahmembuat mikrofon primitif sebelum Alexander Graham Bell.

Kegunaan

Mikrofon digunakan pada beberapa alat seperti telepon, alat perekam, alatbantu dengar, pengudaraan radio serta televisi, dan sebagainya. Pada dasarnyamikrofon berguna untuk membuat suara yang berintensitas rendah menjadi lebihkeras. Pemilihan mikrofon harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Hal inidilakukan untuk mencegah berkurangnya kemampuan mikrofon dari performa yangoptimal. Agar lebih efektif, mikrofon yang digunakan haruslah seimbang antarasumber suara yang ingin dicuplik, misalnya suara manusia, alat musik, suarakendaraan, atau yang lainnya dengan sistem tata suara yang digunakan sepertisound sistem untuk live music, alat perekaman, arena balap GP motor, dansebagainya.



Prinsip Kerjanya

Prinsip kerja dari microphone menjelaskan tipe transducer yang berada didalam microphone tersebut. Transducer adalah sebuah alat yang dapat mengubahenergi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam kaitannya dengan microphone,transducer mengubah energi akustik (suara) mernjadi energi listrik. Menurutcara kerjanya, ada banyak tipe microphone, seperti: dynamic, condenser, ribbon,crystal, carbon, dsb. Namun, ada dua tipe yang paling umum digunakan, yaitu:dynamic dan condenser.

Dynamic Microphone
Dynamic microphone menggunakan diafragma/voice coil/susunan magnet yang berfungsi sebagai generator/pembangkitsinyal listrik yang di-drive oleh suara yang masuk. Gelombang suara menabrak sebuah membran plastiktipis yang disebut diafragma sehingga diafragma tersebut bergetar. Sebuah kumparankawat kecil (voice coil) ditempelkan pada bagian belakang diafragma dansama-sama ikut bergetar juga ketika diafragma bergetar. Voice coil dikelilingioleh medan magnet yang tercipta oleh sebuah magnet permanen kecil. Pergerakanvoice coil di medan magnet ini akan mengakibatkan terbentuknya sinyal elektrik.



Dynamic mic memiliki konstruksi yang sederhana dan juga termasuk ekonomis.Di samping itu, dynamic mic juga tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur yangesktrim atau kelembaban dan dapat mengakomodasi SPL yang cukup tinggi tanpaoverload. Meskipun demikian, respon frekuensi dan sensitivitas dari dynamic micterbatas, khususnya pada frekuensi tinggi. Dynamic mic merupakan tipe yangsangat umum digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk di dalam sound systemgereja. Dynamic mic tidak dapat dibuat dalam bentuk yang kecil tanpa mengurangisensitivitasnya.

Condenser microphone
Condenser microphone bekerja berdasarkan diafragma/susunan backplate yang mesti tercatu oleh listrik membentuksound-sensitive capacitor. Gelombangsuara yang masuk ke microphone menggetarkan komponen diafragma ini. Diafragmaditempatkan di depan sebuah backplate. Susunan elemen ini membentuk kapasitoryang biasa disebut juga kondenser. Kapasitor memiliki kemampuan untuk menyimpanmuatan atau tegangan. Ketika elemen tersebut terisi muatan, medan listrikterbentuk di antara diafragma dan backplate, yang besarnya proporsionalterhadap ruang (space) yang terbentuk diantaranya. Variasi dari lebar spaceantara diafragma dan backplate terjadi karena pergerakan diafragma relatifterhadap backplate sebagai akibat dari adanya tekanan suara yang mengenaidiafragma. Hal ini menghasilkan sinyal elektrik sebagai akibat dari suara yangmasuk ke condenser microphone.
 


Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kerja condenser mic memerlukan muatanlistrik. Terkait dengan hal  tersebut,ada tipe condenser mic yang memiliki muatan permanen, ada juga yang menggunakansumber catu daya eksternal untuk mengisi muatannya. Dalam hal ini, sumber catudaya eksternal yang digunakan dapat berasal dari baterai, atau dari “phantom”power (sebuah metode untuk memberikan daya kepada microphone melalui kabel mictersebut, dayanya berasal dari mixer).

Jika dibandingkan terhadap dynamic mic,condenser mic lebih kompleks dan lebih mahal. Condenser dapat dibuat dengansensitivitas yang lebih tinggi dan dapat menghasilkan suara yang lebih smooth,lebih natural, khususnya pada frekuensi tinggi. Dengan kondenser, lebih mudah untuk mencapai respon frekuensi flat danmemiliki range frekuensi yang lebih luas. Satu hal lagi yang membedakan daridynamic mic adalah condenser mic dapat dibuat sangat kecil tanpa banyakmengurangi kinerjanya.

Keputusan untuk menggunakan condenser ataudynamic mic bagaimanapun diambil tidak hanya berdasarkan sumber suara, tetapi berdasarkan physical setting juga. Praktisnya,penggunaan microphone harus memperhatikan untuk acara apa dan dimana mictersebut akan digunakan. Di samping itu, apakah diinginkan hasil dengankualitas suara yang sangat tinggi atau tidak.

Contoh Program pada Array Microphone
 
Program atau aplikasi array microphone diantaranya adalah Far Talking, aplikasi ini akan membuat siapa saja dapat berbicara dalam jarak yang jauh dalam waktu yang bersamaan, dan juga dapat merekam pembicaraan tersebut.

Sumber: en.wikipedia.org/wiki/Sensor_array
               blogilmuanislamdunia.blogspot.com/2009/11/pengertian-mic.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar